Komisi III Pertanyakan Efektivitas Alat Sadap Kejagung
Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Yani mempertanyakan efektivitas alat sadap yang dimiliki Kejaksaan Agung. Perangkat canggih yang diimpor dari Jerman dengan harga Rp.50,9 miliar itu dinilainya tidak optimal mendukung kinerja kejaksaan.
"Perangkatnya sudah kita belikan, canggih tuh. Kapan-kapan kita boleh sidak juga alat itu jangan sampai sudah dianggarkan tetapi tidak bisa berfungsi," tandas Yani dalam rapat kerja dengan Jaksa Agung di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (18/2/13).
Ia membandingkan alat sadap milik KPK yang disebutnya biasa-biasa saja tapi bisa berfungsi. Politisi P3 ini menyoroti ketika Hakim Agung Ahmad Yamani mendiskon terpidana hukuman mati menjadi 15 tahun dan dirubah lagi jadi 12 tahun. "Seharusnya fakta itu bisa menjadi pintu bagi kejaksaaan menggunakan fungsi alat canggih ini," tambahnya.
Sementara itu pimpinan sidang Aziz Syamsudin menekankan agar penggunaan alat sadap canggih itu sesuai prosedur. "Ada rumor alat itu tidak digunakan dengan benar atau alat tidak berfungsi dan teknis pelaksanaan tidak sesuai prosedur," kata Wakil Ketua Komisi III ini.
Dalam penjelasannya Jaksa Agung Basrief Arief membantah alat sadap yang dimilikinya tidak berfungsi. Ia menjelaskan sejak dipasang digedung Kejagung 1 tahun 4 bulan lalu, alat tersebut telah berhasil melacak dan menangkap 58 orang yang buron. Penggunaanyapun melewati prosedur yang ketat.
"Alat itu tidak sia-sia. Kita mengucapkan terima kasih kepada Komisi III yang telah mendukung pengadaan alat ini. Kita gunakan untuk penegakan hukum saja, kalau tekanan politik demi Allah tidak ada kita gunakan alat itu," pungkas Jaksa Agung. (iky)foto:wy/parle